Inilah Cara Mengatasi Anak Step dengan Tepat dan Aman untuk Mencegah Komplikasi

maulida

Inilah Cara Mengatasi Anak Step dengan Tepat dan Aman untuk Mencegah Komplikasi

Kejang demam atau step pada anak merupakan kondisi yang seringkali membuat orang tua panik. Kondisi ini ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak terkendali dan hilangnya kesadaran sementara, yang disebabkan oleh demam tinggi. Walaupun menakutkan, sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen. Penting untuk memahami langkah-langkah yang tepat dan aman dalam menangani anak yang mengalami step agar komplikasi serius dapat dihindari.

Contoh sederhana dari kondisi ini adalah ketika seorang anak mengalami demam tinggi mencapai 39 derajat Celsius, kemudian tiba-tiba tubuhnya menjadi kaku, mata terbalik ke atas, dan terjadi gerakan kejang pada anggota badan. Kejadian ini berlangsung beberapa menit dan kemudian anak tersebut tertidur pulas setelah kejang berhenti. Contoh lain, seorang anak yang sedang bermain tiba-tiba demam dan mengalami sentakan-sentakan kecil pada tubuhnya disertai hilangnya respon terhadap panggilan atau sentuhan.

Panduan Langkah Demi Langkah Mengatasi Anak Step

  1. Tetap Tenang dan Jangan Panik. Kepanikan hanya akan mempersulit situasi. Usahakan untuk tetap tenang agar dapat berpikir jernih dan mengambil tindakan yang tepat. Ingatlah bahwa sebagian besar kejang demam berlangsung singkat dan akan berhenti dengan sendirinya.
  2. Letakkan Anak di Tempat yang Aman. Baringkan anak di lantai atau permukaan datar yang aman, jauh dari benda-benda keras atau tajam yang dapat melukainya. Hindari mengangkat anak saat sedang kejang karena dapat menyebabkan cedera. Pastikan area sekitar anak aman dan bebas dari potensi bahaya.
  3. Longgarkan Pakaian yang Ketat. Buka kancing baju, celana, atau aksesori lain yang mungkin menghambat pernapasan anak. Tujuannya adalah untuk memastikan anak dapat bernapas dengan lega dan tidak merasa tercekik. Hindari mencoba memasukkan benda apapun ke dalam mulut anak saat kejang.
  4. Miringkan Tubuh Anak. Posisikan anak miring ke samping untuk mencegah tersedak jika muntah atau mengeluarkan air liur. Posisi ini membantu menjaga jalan napas tetap terbuka dan mengurangi risiko aspirasi. Perhatikan posisi kepala anak agar tidak tertekuk dan memastikan aliran udara lancar.
  5. Catat Durasi Kejang. Perhatikan dan catat berapa lama kejang berlangsung. Informasi ini penting untuk disampaikan kepada dokter. Jika kejang berlangsung lebih dari 5 menit, segera bawa anak ke rumah sakit. Catatan durasi kejang dapat membantu dokter dalam menentukan penanganan yang tepat.
  6. Jangan Memasukkan Apapun ke Dalam Mulut Anak. Mitos bahwa lidah anak akan tertelan saat kejang adalah tidak benar. Memasukkan benda ke dalam mulut anak justru dapat menyebabkan cedera pada mulut atau gigi. Biarkan mulut anak terbuka secara alami.
  7. Setelah Kejang Berhenti, Periksa Suhu Tubuh Anak. Setelah kejang berhenti, segera ukur suhu tubuh anak. Jika suhu tubuh masih tinggi, berikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan dokter. Pantau kondisi anak secara berkala setelah pemberian obat.
  8. Bawa Anak ke Dokter. Setelah kejang berhenti, sebaiknya bawa anak ke dokter atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan mencari tahu penyebab demam dan memberikan penanganan yang sesuai. Pemeriksaan dokter penting untuk mencegah kejang berulang dan memastikan tidak ada masalah kesehatan lain yang mendasari.

Tujuan utama dari langkah-langkah ini adalah untuk melindungi anak dari cedera selama kejang, memastikan jalan napas tetap terbuka, dan menurunkan demam penyebab kejang. Selain itu, penting untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan medis yang tepat untuk mencegah kejang berulang dan mengatasi penyebab demam.

Poin-Poin Penting yang Perlu Diperhatikan

Poin Penting Detail
Pencegahan Lebih Baik Daripada Mengobati Upaya pencegahan kejang demam sebaiknya dimulai dengan mengendalikan demam pada anak. Berikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan dokter ketika anak mulai demam. Perhatikan juga asupan cairan anak agar tidak dehidrasi, karena dehidrasi dapat memperburuk kondisi demam.
Kenali Jenis Kejang Demam Kejang demam terbagi menjadi dua jenis, yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana biasanya berlangsung kurang dari 15 menit, tidak berulang dalam 24 jam, dan melibatkan seluruh tubuh. Kejang demam kompleks memiliki ciri-ciri yang berbeda, seperti durasi lebih dari 15 menit, berulang dalam 24 jam, atau hanya melibatkan sebagian tubuh.
Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit Beberapa kondisi mengharuskan anak segera dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kejang demam. Kondisi tersebut meliputi kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit, kejang berulang dalam waktu singkat, anak sulit bernapas, atau anak tidak sadar setelah kejang berhenti. Selain itu, jika anak memiliki riwayat penyakit kronis atau kondisi medis tertentu, segera bawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih intensif.
Pentingnya Pemeriksaan Lanjutan Setelah mengalami kejang demam, anak perlu menjalani pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebab demam dan memastikan tidak ada masalah kesehatan lain yang mendasari. Dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, atau pemeriksaan penunjang lainnya sesuai kebutuhan. Pemeriksaan lanjutan ini penting untuk menentukan penanganan yang tepat dan mencegah kejang berulang.
Jangan Memberikan Obat Anti Kejang Tanpa Resep Dokter Obat anti kejang hanya boleh diberikan atas resep dan pengawasan dokter. Pemberian obat anti kejang tanpa resep dokter dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi anak. Dokter akan mempertimbangkan manfaat dan risiko pemberian obat anti kejang sebelum memutuskan untuk meresepkannya.
Perhatikan Kondisi Anak Setelah Kejang Setelah kejang berhenti, perhatikan kondisi anak secara seksama. Anak mungkin merasa lelah, bingung, atau mengantuk setelah mengalami kejang. Berikan anak istirahat yang cukup dan pantau kondisinya secara berkala. Jika anak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.
Hindari Memberikan Makanan atau Minuman Saat Anak Belum Sadar Penuh Setelah kejang, pastikan anak sudah sadar penuh sebelum memberikan makanan atau minuman. Memberikan makanan atau minuman saat anak belum sadar penuh dapat meningkatkan risiko tersedak atau aspirasi. Berikan makanan atau minuman secara bertahap dan perhatikan respon anak.
Berikan Dukungan Emosional pada Anak Kejang demam dapat menjadi pengalaman yang menakutkan bagi anak. Berikan dukungan emosional dan yakinkan anak bahwa ia akan baik-baik saja. Peluk anak dan tenangkan hatinya. Hindari membicarakan kejadian kejang di depan anak secara berlebihan.
Konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak Jika anak sering mengalami kejang demam atau memiliki riwayat kejang demam kompleks, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Dokter spesialis anak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih mendalam dalam menangani kasus kejang demam pada anak. Dokter spesialis anak dapat memberikan penanganan yang lebih komprehensif dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.
Edukasi Diri Sendiri dan Keluarga Penting untuk mengedukasi diri sendiri dan anggota keluarga tentang cara menangani anak yang mengalami kejang demam. Pengetahuan yang baik akan membantu mengurangi kepanikan dan mengambil tindakan yang tepat saat anak mengalami kejang. Bagikan informasi ini kepada orang-orang terdekat yang sering berinteraksi dengan anak.

Tips Tambahan untuk Orang Tua

  • Siapkan Obat Penurun Panas di Rumah. Selalu sediakan obat penurun panas yang sesuai untuk anak di rumah. Pastikan obat tersebut belum kadaluarsa dan simpan di tempat yang aman dan mudah dijangkau. Dengan memiliki obat penurun panas di rumah, orang tua dapat segera memberikan pertolongan pertama saat anak demam.
  • Selain itu, penting untuk mengetahui dosis yang tepat untuk anak sesuai dengan usia dan berat badannya. Jangan memberikan dosis yang berlebihan atau kurang dari yang dianjurkan. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika ragu mengenai dosis obat yang tepat.

  • Pelajari Teknik Pertolongan Pertama. Ikuti pelatihan pertolongan pertama untuk anak, termasuk cara menangani kejang demam. Pengetahuan ini akan sangat berguna saat menghadapi situasi darurat. Dengan mengikuti pelatihan, orang tua akan merasa lebih percaya diri dan siap dalam memberikan pertolongan pertama pada anak.
  • Pelatihan pertolongan pertama biasanya mencakup materi tentang cara memposisikan anak yang kejang, cara membuka jalan napas, dan cara memberikan bantuan pernapasan. Selain itu, pelatihan juga memberikan informasi tentang tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai dan kapan harus segera mencari pertolongan medis.

  • Komunikasikan dengan Pihak Sekolah atau Pengasuh. Beritahu pihak sekolah atau pengasuh anak tentang riwayat kejang demam anak dan berikan instruksi yang jelas tentang cara menangani kejang. Hal ini penting agar anak mendapatkan pertolongan yang tepat jika mengalami kejang di sekolah atau saat diasuh oleh orang lain.
  • Pastikan pihak sekolah atau pengasuh mengetahui obat-obatan yang perlu diberikan kepada anak saat demam dan cara memberikan pertolongan pertama saat kejang. Berikan informasi kontak darurat yang dapat dihubungi jika terjadi sesuatu pada anak. Komunikasi yang baik antara orang tua, sekolah, dan pengasuh akan membantu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak.

Kejang demam adalah kondisi yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia 6 bulan hingga 5 tahun. Kondisi ini disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh yang drastis, biasanya akibat infeksi virus atau bakteri. Meskipun menakutkan, sebagian besar kejang demam tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan otak permanen. Namun, penting untuk mengetahui cara menangani kejang demam dengan tepat dan aman untuk mencegah komplikasi.

Salah satu komplikasi yang mungkin terjadi akibat kejang demam adalah aspirasi, yaitu masuknya makanan, minuman, atau cairan ke dalam paru-paru. Aspirasi dapat menyebabkan infeksi paru-paru atau pneumonia. Oleh karena itu, penting untuk memposisikan anak miring ke samping saat kejang untuk mencegah aspirasi. Selain itu, hindari memberikan makanan atau minuman saat anak belum sadar penuh setelah kejang.

Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah status epileptikus, yaitu kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit atau kejang berulang tanpa adanya pemulihan kesadaran di antara kejang. Status epileptikus merupakan kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera di rumah sakit. Jika anak mengalami kejang yang berlangsung lama atau berulang, segera bawa ke rumah sakit.

Selain komplikasi fisik, kejang demam juga dapat menimbulkan dampak psikologis pada anak dan orang tua. Anak mungkin merasa takut atau cemas setelah mengalami kejang. Orang tua juga mungkin merasa khawatir dan panik saat melihat anak mengalami kejang. Penting untuk memberikan dukungan emosional pada anak dan orang tua setelah kejadian kejang.

Untuk mencegah kejang demam berulang, penting untuk mengendalikan demam pada anak. Berikan obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan dokter saat anak mulai demam. Selain itu, perhatikan asupan cairan anak agar tidak dehidrasi. Dehidrasi dapat memperburuk kondisi demam dan meningkatkan risiko kejang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian vaksin tertentu, seperti vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella), dapat meningkatkan risiko kejang demam pada anak. Namun, risiko ini sangat kecil dan manfaat vaksinasi jauh lebih besar daripada risiko kejang demam. Konsultasikan dengan dokter mengenai manfaat dan risiko vaksinasi untuk anak.

Jika anak memiliki riwayat kejang demam kompleks atau memiliki faktor risiko lain, seperti riwayat kejang dalam keluarga, dokter mungkin akan merekomendasikan pemberian obat anti kejang untuk mencegah kejang berulang. Obat anti kejang hanya boleh diberikan atas resep dan pengawasan dokter. Jangan memberikan obat anti kejang tanpa resep dokter.

Penanganan kejang demam yang tepat dan aman dapat membantu mencegah komplikasi dan mengurangi dampak psikologis pada anak dan orang tua. Penting untuk mengedukasi diri sendiri dan keluarga tentang cara menangani kejang demam. Dengan pengetahuan yang baik, orang tua dapat memberikan pertolongan pertama yang efektif saat anak mengalami kejang.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Pertanyaan dari Rina: Anak saya baru saja mengalami step. Apakah ini akan berulang lagi? Seberapa besar kemungkinannya?

Jawaban dari dr. Ikmah (Spesialis Anak): Risiko kejang demam berulang bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti usia anak saat kejang pertama kali, riwayat kejang dalam keluarga, dan jenis kejang demam yang dialami. Secara umum, sekitar 30-40% anak yang pernah mengalami kejang demam akan mengalami kejang demam lagi. Usia anak saat kejang pertama kali adalah faktor penting. Semakin muda usia anak saat kejang pertama kali, semakin tinggi risiko kejang berulang. Jika kejang pertama terjadi sebelum usia 12 bulan, risiko kejang berulang lebih tinggi dibandingkan jika kejang pertama terjadi setelah usia 12 bulan. Riwayat kejang dalam keluarga juga berperan. Jika ada anggota keluarga dekat yang pernah mengalami kejang demam atau epilepsi, risiko anak mengalami kejang demam berulang juga meningkat. Jenis kejang demam juga memengaruhi risiko kejang berulang. Kejang demam kompleks, seperti kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang yang hanya melibatkan sebagian tubuh, memiliki risiko kejang berulang yang lebih tinggi dibandingkan kejang demam sederhana.

Artikel Terkait

Bagikan:

Artikel Terbaru