
Stunting merupakan masalah pertumbuhan yang serius pada anak-anak, ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar usia. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kognitif dan kemampuan belajar anak. Stunting seringkali disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama masa pertumbuhan awal, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Penanganan yang tepat dan efektif sangat penting untuk meminimalkan dampak jangka panjang stunting pada kualitas hidup anak.
Sebagai contoh, seorang anak berusia tiga tahun yang seharusnya memiliki tinggi badan 95 cm, ternyata hanya memiliki tinggi 85 cm. Ini bisa menjadi indikasi stunting, terutama jika didukung oleh riwayat gizi yang kurang baik dan infeksi berulang. Contoh lain adalah anak yang mengalami keterlambatan dalam perkembangan motorik dan bahasa, yang juga bisa menjadi dampak dari stunting. Pendeteksian dini dan intervensi yang komprehensif sangat krusial dalam mengatasi masalah ini.
Selain itu, faktor lingkungan seperti sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih juga dapat berkontribusi terhadap stunting. Infeksi penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan memperburuk kondisi stunting. Oleh karena itu, penanganan stunting tidak hanya berfokus pada pemberian nutrisi yang cukup, tetapi juga perbaikan sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.